Awal Berdirinya Kesultanan Utsmaniyah

 

Kesultanan Utsmaniyah, salah satu negara terbesar dan terkuat dalam sejarah. Berkuasa di 3 benua, yakni Asia, Eropa, dan Afrika. 

Namun, bagaimana kiranya negara tangguh tersebut berdiri? Siapakah pendirinya? 

Let's find out! 

1220 M (617 H), Bangsa Mongol sudah menguasai sebagian besar dunia yang diketahui pada masa itu. Mulai dari negara – negara China, Khwarazmia Kievan Rus, bahkan mereka kini menguasai pusatnya ilmu pengetahuan dunia,  yakni Baghdad. Mereka melakukan pembantaian dan merampok harta – harta dari daerah yang mereka taklukkan.  Kira - kira wilayah mereka sudah seluas ini ketika Genghis Khan wafat:

Luas sekali bukan? Suku – suku Turki yang tersisa kini dihadapkan pada dua pilihan: mati - matian mempertahankan tanah mereka, atau bermigrasi ke suatu tempat dan hidup tenang disana (a.k.a lari sejauh mungkin). Mereka tentu saja memilih untuk mempertahankan tanah mereka sampai titik darah penghabisan. 

Tapi, tunggu dulu, tanah manakah yang akan mereka pertahankan? Bukankah mereka hidup nomaden?

Yap, sebagian besar suku – suku tadi hidup nomaden, yang berarti mereka tidak memiliki tinggal yang tetap di suatu wilayah. Jadi? Mereka memilih opsi kedua: lari sejauh mungkin.  

Salah satu dari sekian banyak suku tersebut berangkat dari wilayah Turkmenistan hingga sampai di wilayah Anatolia, yakni kota Ahlat, sebuah kota di dekat Danau Van, Armenia. 

Suku tersebut dipimpin oleh Sulaiman. Ia kemudian wafat, dan posisinya kemudian digantikan oleh putranya, Ertugrul. 

Masalah dengan mongol ternyata belum selesai, mereka mulai mendekat ke wilayah - wilayah Islam di timur, khususnya Anatolia, tempat dimana Ertugrul dan sukunya mencari suaka. 

Migrasi lanjutan pun dimulai, Ertugrul bersama seratus keluarga dan 400 pasukan berkuda memimpin migrasi ke arah barat daya Anatolia. 

Ditengah perjalanan, tiba - tiba mereka mendengar suara dentingan pedang, teriakan, dan suara anak panah dilesakkan. Sudah pasti ini adalah peperangan. 

Ertugrul kemudian mempelajari kondisi sekitar, ia melihat pertempuran antara Kesultanan Saljuk (Muslim)melawan Kerajaan Byzantium (Kristen). Byzantium sedang berada di puncak kemenangan. 

Ia pun segera memobilisasi pasukannya dari suku Turki yang terkenal akan kecepatannya. Dan langsung menerjang dengan segenap pasukannya. 

Serangan yang cepat itu merupakan titik balik peperangan. Byzantium pun akhirnya kalah. 

Sebagai ucapan terimakasih sang panglima Islam dari Bani Saljuk pun berkata, "Hey, sebagai ucapan terimakasih, bagaimana kalau kami memberi kalian tanah sebagai tempat tinggal yang berbatasan dengan Byzantium, dan kalian boleh melakukan ekspansi ke arah mereka?"

Ertugrul pun setuju, karena mereka kan memang sedang mencari tanah untuk tinggal. Apalagi menghadapi Kekaisaran Byzantium tidaklah semenyeramkan menghadapi pasukan Mongol yang lagi jaya - jayanya. 

Ketika Ertugrul wafat pada 1299 M (699 H), ia telah meletakkan fondasi yang kuat untuk mendirikan sebuah negara yang kelak akan menguasai Anatolia, Balkan, Hijaz, Afrika Utara, dan Syam kepada putranya, yakni Utsman I.

Komentar

  1. Jika kalian suka dengan konten ini jangan lupa di share ya, terimakasih.

    BalasHapus

Posting Komentar